Selasa, 16 April 2019

TENTANG DHEA YANG KUCINTA PART 2

Tentang dia seseorang yang tak pernah kujumpai sebelumnya. Tentangnya yang hadir secara tiba-tiba, diam, tanpa suara lalu semua sepi dan hanya saling tatap diantara kita
Lantas mengapa?
sudah lama aku tidak jatuh cinta. Sudah lama, aku bertekad untuk menyingkirkan cinta dari kehidupanku. Tidak, untuk cinta.
Tidak, untuk hal-ikhwal cinta yang cenderung kuanggap menjijikkan. Aku pikir, aku sudah sampai pada keputusan final tentang cinta: cinta hanyalah omong-kosong!
Namun hal yang menjijikkan itu kembali mendarat
Masalahnya ia teramat sangat mirip dengan ia yang dulu kucinta, mata indahnya, senyum dimulutnya, serta segala hal yang ia lakukan itu mengingatkan ku padanya tentang pertemuan 9 tahun yang lalu
Apakah dia dikirim oleh semesta untuk mengisi lerung hati yang sedang kosong???
Kalau memang benar iya, biarlah semesta kembali mencabut perasaan ini.
Ini terlalu sakit , mencinta tetapi tak berbalas
Ini semua salahku, salahku yang terlalu banyak menaruh harapan denganmu, tanpa mempersiapkan  penyambutan kepergianmu
Lalu apakah kamu pernah bertemu dengan seseorang yang berhasil mengetuk pintu hatimu???
Setelah itu berpisah, semuanya hilang namun hanya menyisakan rasa.


Yang Tak Bermakna

Apa kabar? Sudah pasti baik, bukan? Bagaimana?
Semoga seseorang yang kau pilih bisa lebih perhatian daripada aku.
Bisa menyayangimu tulus daripada aku. Bisa menyayangimu tulus sepenuh hati.
Tulisan ini mungkin akan kau buang sebagaimana tentang chat whatsapp kita yang sudah kau hapus begitu saja tanpa sedikit kenangan didalamnya.

Mungkin begitu cara kerja semesta untuk memberi makna, kau yang memulai dan menghapusnya, sedang aku yang rasakan luka.

Selasa, 09 April 2019

TENTANG DHEA YANG KUCINTA PART 1

Akhir-akhir ini, hatiku meronta-ronta ada rasa yang meluap-luap didalam hati yang tak dapat dibendung.  Sejak pertemuan kita dibazaar itu, aku semacam diliputi perasaan ragu-ragu antara dorongan ingin berbagi rasa bersamanya dengan perasaan kuatir akan rasa yang bertepuk sebelah tangan sungguh membuat diri hanya tampak lemah.

Hatiku luluh dan makin luluh ketika senyumnya masih menjadi bayang-bayang tetapi Aku ragu-ragu setelah mengukur kekuatan diriku sendiri. Apalagi bila aku melihat pemuda-pemuda yang pernah mendekatinya dan gagal. Mereka adalah orang-orang yang lahiriah-batiniah,luar dan dalam, jauh melebihi aku. Lihatlah tampannya, cara-cara bergaulnya, ketaatan beragamanya, akhlaknya, apa lagi kekayaannya.

Karena itu betapapun besar rasa cintaku padanya. Aku harus selalu menahan diri dan sekeras-kerasnya berusaha agar cintaku ini tidak nampak padanya dalam sikap pergaulanku dengan dia. Biarlah dia tidak tahu bahwa aku betul-betul mencintainya.
 Alangkah beratnya berlaku seperti ini.Berat, karena itulah mungkin dorongan ingin memilikinya ini Pribadi yang Selalu Gelisah kadang-kadang tercermin pula dalam pergaulanku dan sikapku yang khusus terhadapnya. Bagaimana kalau dia betul-betul tahu aku mencintainya sedang aku sendiri selalu diliputi keraguan-keraguan dalam melangkah. Ah, biarlah dia yang kucintai itu berbahagia di samping orang lain. Biarlah aku diam saja.

Dia punya kesempatan besar untuk mendapatkan orang yang melebihiku dalam segala bidang.

Tiap setiap kali pikiran itu timbul, setiap itu pula dalam dadaku terasa sebuah sembilu mengiris deras dari atas. Pedih terasa di dada. Bukan ini suatu pengingkaran terhadap hati nurani sendiri dan panggilan hidup?