Selasa, 09 April 2019

TENTANG DHEA YANG KUCINTA PART 1

Akhir-akhir ini, hatiku meronta-ronta ada rasa yang meluap-luap didalam hati yang tak dapat dibendung.  Sejak pertemuan kita dibazaar itu, aku semacam diliputi perasaan ragu-ragu antara dorongan ingin berbagi rasa bersamanya dengan perasaan kuatir akan rasa yang bertepuk sebelah tangan sungguh membuat diri hanya tampak lemah.

Hatiku luluh dan makin luluh ketika senyumnya masih menjadi bayang-bayang tetapi Aku ragu-ragu setelah mengukur kekuatan diriku sendiri. Apalagi bila aku melihat pemuda-pemuda yang pernah mendekatinya dan gagal. Mereka adalah orang-orang yang lahiriah-batiniah,luar dan dalam, jauh melebihi aku. Lihatlah tampannya, cara-cara bergaulnya, ketaatan beragamanya, akhlaknya, apa lagi kekayaannya.

Karena itu betapapun besar rasa cintaku padanya. Aku harus selalu menahan diri dan sekeras-kerasnya berusaha agar cintaku ini tidak nampak padanya dalam sikap pergaulanku dengan dia. Biarlah dia tidak tahu bahwa aku betul-betul mencintainya.
 Alangkah beratnya berlaku seperti ini.Berat, karena itulah mungkin dorongan ingin memilikinya ini Pribadi yang Selalu Gelisah kadang-kadang tercermin pula dalam pergaulanku dan sikapku yang khusus terhadapnya. Bagaimana kalau dia betul-betul tahu aku mencintainya sedang aku sendiri selalu diliputi keraguan-keraguan dalam melangkah. Ah, biarlah dia yang kucintai itu berbahagia di samping orang lain. Biarlah aku diam saja.

Dia punya kesempatan besar untuk mendapatkan orang yang melebihiku dalam segala bidang.

Tiap setiap kali pikiran itu timbul, setiap itu pula dalam dadaku terasa sebuah sembilu mengiris deras dari atas. Pedih terasa di dada. Bukan ini suatu pengingkaran terhadap hati nurani sendiri dan panggilan hidup?